Kamis, 06 Desember 2012

Jembatan SURAMADU


Suramadu, Jembatan Raksasa yang megah

  Inilah Jembatan SURAMADU   JEMBATAN SURAMADU       Inilah jembatan yang terpanjang di Indonesia, “Suramadu” yang antara kota Surabaya dan pulau Madura, telah diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono 10 juni lalu. Banyak orang yang kagum, banyak orang gembira dan berbagai harapan sepertinya ditumpahkan pada jembatan itu. Ada yang menyebut jembatan perekonomian, jembatan industrialisasi dan jembatan pariwisata untuk merambah Madura. Semua itu, tentu baik asalkan untuk kesejahteraan bersama.
            Jembatan Suramadu bisa juga berperan sebagai Jembatan Nurani atau Jembatan Kasih Sayang, katakanlah Jembatan Budaya. Pasalnya, sampai saat ini sebagian orang Madura jika mau pergi ke Surabaya atau tempat-tempay lainnya di Jawa, mereka sering menggunakan istilah “onggha” yang artinya naik. Sedangkan jika mau pulang ke Madura digunakan istilah “Toron” yang berati turun. Jadi, kalau ada seseorang yang bertanya kepada temannya, “Kapan akan pulang ke Madura?”, yang diucapkan adalah “Bileh se toronah ka Madureh?”. Penggunaan istilah “naik” dan “turun” sudah berlangsung sejak puluhan  tahun atau mungkin ratusan tahun itu tentu mengandung makna tersirat. Makna tersirat menunjukkan bahwa Madura seakan –akan dibawah Jawa dan Surabaya.
            Nah, jika Jembatan Suramadu sudah beroperasi dengan tertib dan lancar,  jembatan itu diharap tidak sekedar menjadi Jembatan fisik. Lebih dari itu menjadi jembatan kesetaraan sehingga ucapan pergi-pulang tidak menggunakan istilah “naik-turun” lagi. Barang kali perlu sosialisasi, mulai dari Bangkalan sampai ujung Timur Madura bahwa kedua istilah yang kurang sedap didengar itu harus ditabukan atau tidak diucapkan lagi karena tidak sesuai lagi dengan semangat zaman.
            Setelah Jembatan Suramadu diresmikan, saya sadar bahwa jembatan yang 10 tahun yang lalu masih impian sekarang telah menjadi kenyataan. Jembatan itu sudah ada, berupa jembatan raksasa yang tidak akan bisa dibatalkan atau tidak bisa diremehkan. Ketika jembatan sudah jadi, yang diperlukan tidak lain bagaimana sikap positif untuk menyambut zaman baru di Madura.
            Jembatan raksasa itu tidak hanya menjadi kebanggaan orang Madura saja, tetapi kebanggaan seluruh bangsa Indonesia. Kita sebagai bangsa Indonesia khusunya sebagai rakyat Madura patut bersyukur kepada Allah. Dengan syukur dan sujud kepada Allah, jembatan Suramadu semoga menjadi rahmat yang bisa dinikmati bersama.

0 komentar:

Posting Komentar